PENGAMATAN
DAN PEMELIHARAAN KAMBING
(Laporan
Praktikum Produksi Ternak Daging)
Oleh :
Kelompok
VIII
Dewi Wijayanti 1014061028
Faradina Kusuma 1014061035
Jefri Hermawan 1014061044
Rohmatul Anwar 1014061059
Kunaifi Wicaksana 1014061073
Dewi Wijayanti 1014061028
Faradina Kusuma 1014061035
Jefri Hermawan 1014061044
Rohmatul Anwar 1014061059
Kunaifi Wicaksana 1014061073
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2012
KATA PENGANTAR
Assalamuallaikum Wr.Wb
Puji dan
syukur selalu penulis ucapkan kepada Allah SWT,karena berkat rahmad dan hidayah-Nya
lah penulis dapat menjalankan dan menyelesaikan praktikum dan laporan hasil
praktikum ini.
Laporan
praktikum ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dan tujuan praktikum
mata kuliah Produksi Ternak Daging.Laporan ini berisi tentang hasil kegiatan
praktikum pengamatan
dan pemeliharaan
kambing.
Atas terselesaikannya laporan praktikum ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu dan penulis juga berharap agar laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi semua
pembaca.
Penulis
menyadari bahwa dalam laporan praktikum ini masih banyak kekurangan yang perlu
diperbaiki. Untuk itu, penulis menerima kritik dan saran yang membangun demi
penyempurnaan laporan praktikum ini.Terimakasih.
Wassalamuallaikum
wr.wb
Bandar
Lampung, Mei 2012
Penulis
HALAMAN
PENGESAHAN
Judul Praktikum : Pengamatan Dan
Pemeliharaan Kambing
Tanggal Praktikum :
26 April 2012 sampai 6 Mei 2012
Tempat
Praktikum : Kandang
Jurusan Peternakan
Nama : Dewi
Wijayanti 1014061028
Faradina Kusuma 1014061035
Jefri Hermawan 1014061044
Rohmatul Anwar 1014061059
Kunaifi Wicaksana 1014061073
Kelompok : VIII (Delapan)
Jurusan : Peternakan
Fakultas : Pertanian
Bandar Lampung,
Mei 2012
Mengetahui,
Dosen
Kusuma Adhianto, S.Pt., M.P. NIP.197506112005011002
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini
kambing telah banyak di pelihara oleh masyarakat sebagai hewan ternak yang
komersial.Bermacam-macam hasil yang dapat dimanfaatkan dari kambing contohnya
dagingnya,susu,kulit,dan kotoran tergantung dari tujuan pemeliharaan.Namun
umumnya tujuan diternakanya kambing adalah untuk dimanfaatkan dagingnya.Oleh
karena itu yang paling diperhatikan dan diharapkan adalah pertumbuhan yang
sempurna dari kambing agar dapat menghasilkan bobot badan yang maksimal.
Pertumbuhan adalah perubahan bentuk
atau ukuran tubuh seekor
ternak. Pertumbuhan dapat dinilai sebagai
peningkatan tinggi, panjang, ukuran lingkar dan bobot yang terjadi pada seekor
ternak muda yang sehat serta diberi pakan, minum dan mendapat tempat berlindung
yang layak. Pada
semua jenis ternak termasuk kambing, pertumbuhan
sangat ditentukan oleh bangsa, jenis kelamin, mutu pakan yang diberikan, umur
dan bobot sapih serta lingkungan misalnya suhu udara, kondisi kandang,
pengendalian parasit dan penyakit.
Dalam praktikum produksi ternak daging kali ini yang
diamati adalah rata-rata,
konsumsi, pertambahan bobot tubuh harian, temperatur rektal, pulsus, frekuensi
respirasi, urinasi dan defekasi dan proses
pemeliharaan kambing.Dengan tujuan agar mahasiswa dapat mengerti dan memahami
tentang pemeliharaan kambing dengan berbagai perlakuan.
B.
Tujuan Praktikum
Dengan dilaksanakanya praktikum produksi ternak
daging tentang pengamatan dan pemeliharaan kambing dapat memenuhi tujuan, yaitu
:
1.
Menyelesaikan tugas
laporan praktikum yang diberikan sesuai dengan yang diharapkan oleh dosen
terkait sehingga dapat menunjang nilai matakuliah Produksi Ternak Daging.
2.
Menambah pengetahuan
tentang cara pemeliharaan kambing.
3.
Untuk mengetahui rata-rata, konsumsi, pertambahan bobot tubuh harian,
temperatur rektal, pulsus, frekuensi respirasi, urinasi dan defekasi.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Kambing merupakan binatang memamah biak yang
berukuran sedang. Kambing ternak (Capra aegagrus hircus) adalah subspesies kambing
liar yang secara alami tersebar di Asia Barat
Daya didaerah "Bulan sabit yang subur" dan Turki,serta Eropa. Kambing liar jantan maupun betina memiliki
tanduk sepasang, namun tanduk pada kambing jantan lebih besar. Umumnya, kambing
mempunyai jenggot, dahi cembung, ekor agak ke atas,
dan kebanyakan berbulu lurus
dan kasar. Panjang tubuh kambing liar, tidak termasuk ekor, adalah 1,3 meter - 1,4 meter,
sedangkan ekornya 12 sentimeter - 15 sentimeter.
Bobot yang betina 50 kilogram -
55 kilogram, sedangkan yang jantan bisa mencapai 120 kilogram. Kambing liar
tersebar dari Spanyol ke arah timur sampai India, dan dari India ke
utara sampai Mongolia dan Siberia.
Habitat yang disukainya adalah daerah pegunungan yang berbatu-batu. Kambing sudah dibudidayakan manusia kira-kira
8000 hingga 9000 tahun yang lalu. Di alam aslinya, kambing hidup berkelompok 5
sampai 20 ekor. Dalam pengembaraannnya mencari makanan, kelompok kambing ini
dipimpin oleh kambing betina yang paling tua, sementara kambing-kambing jantan
berperan menjaga keamanan kawanan.
Waktu aktif mencari makannya siang maupun malam hari.
Makanan utamanya adalah rumput-rumputan dan dedaunan.Kambing berbeda dengan domba.Kambing berkembang
biak dengan melahirkan. Kambing bisa melahirkan dua hingga tiga ekor anak,
setelah bunting selama
150 hingga 154 hari. Dewasa kelaminnya dicapai pada usia empat bulan. Dalam setahun,
kambing dapat beranak sampai dua kali.
Pakan adalah bahan yang dimakan dan
dicerna oleh seekor hewan yang mampu menyajikan unsur hara atau nutrien yang
penting untuk perawatan tubuh, pertumbuhan, penggemukan, reproduksi dan
produksi. Bahan pakan dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu konsentrat dan
bahan berserat. Konsentrat serta bahan berserat merupakan komponen atau
penyusun ransum. (Blakely
dan Bade. 1994).
1.
Faktor Dalam
(Internal)
a.
Gen
Gen adalah
substansi/materi pembawa sifat yang diturunkan dari induk. Gen mempengaruhi
ciri dan sifat makhluk hidup, misalnya bentuk tubuh, tinggi tubuh, warna kulit,
warna bunga, warna bulu, rasa buah, dan sebagainya. Gen juga menentukan
kemampuan metabolisme makhluk hidup, sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangannya.
Hewan, tumbuhan, dan manusia yang memiliki gen tumbuh yang baik akan tumbuh dan
berkembang dengan cepat sesuai dengan periode pertumbuhan dan
perkembangannya.Meskipun peranan gen sangat penting, faktor genetis bukan
satu-satunya faktor yang menentukan pola pertumbuhan dan perkembangan, karena
juga dipengaruhi oleh faktor lainnya.
Misalnya tanaman yang
mempunyai sifat unggul dalam pertumbuhan dan perkembangannya, hanya akan tumbuh
dengan cepat, lekas berbuah, dan berbuah lebat jika ditanam di lahan subur dan
kondisinya sesuai. Bila ditanam di lahan tandus dan kondisi lingkungannya tidak
sesuai, pertumbuhan dan perkembangannya menjadi kurang baik.
Demikian juga ternak
unggul hanya akan berproduksi secara optimal bila diberi pakan yang baik dan
dipelihara di lingkungan yang sesuai.
- HormonHormon merupakan zat yang berfungsi untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh. Meskipun kadarnya sedikit, hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai proses dalam tubuh. Hormon yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup beragam jenisnya.
2. Faktor Luar (External)
Faktor luar yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup
berasal dari faktor lingkungan. Beberapa faktor lingkungan yang memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup adalah sebagai berikut.
a.
Makanan atau Nutrisi
Makanan merupakan
bahan baku dan sumber energy dalam proses
metabolisme tubuh. Kualitas dan kuantitas makanan akan mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup. Karena sedang dalam masa pertumbuhan,
kamu harus cukup makan makanan yang bergizi untuk mendukung pertumbuhan dan
perkembangan tubuhmu.
Zat gizi yang diperlukan manusia dan hewan adalah karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, dan mineral. Semua zat ini diperoleh dari makanan. Sedangkan bagi
tumbuhan, nutrisi yang diperlukan berupa air dan zat hara yang terlarut dalam
air. Melalui proses fotosintesis, air dan karbon dioksida (CO2) diubah menjadi
zat makanan dengan bantuan sinar matahari.
Meskipun tidak
berperan langsung dalam fotosintesis, zat hara diperlukan agar tumbuhan dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik. Coba kamu amati, tanaman padi yang terlambat
dipupuk, daunnya akan berwarna kekuningan. Setelah dipupuk, daun tanaman padi
itu akan kembali berwarna hijau dan tumbuh dengan baik. Mengapa demikian? Di
dalam pupuk terkandung zat hara yang penting sebagai nutrisi tanaman.
b.
Suhu
Semua makhluk hidup
membutuhkan suhu yang sesuai untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya.
Suhu ini disebut suhu optimum, misalnya suhu tubuh manusia yang normal adalah
sekitar 37°C. Pada suhu optimum, semua makhluk hidup dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik. Hewan dan manusia memiliki kemampuan untuk bertahan
hidup dalam kisaran suhu lingkungan tertentu.
Tumbuhan menunjukkan
pengaruh yang lebih nyata terhadap suhu. Padi yang ditanam pada awal musim
kemarau (suhu udara rata-rata tinggi) lebih cepat dipanen daripada padi yang
ditanam pada musim penghujan (suhu udara rata-rata rendah). Jenis bunga mawar
yang tumbuh dan berbunga dengan baik di pegunungan yang sejuk, ketika ditanam
di daerah pantai yang panas pertumbuhannya menjadi lambat dan tidak
menghasilkan bunga yang seindah sebelumnya.
Hal ini disebabkan
karena semua proses dalam pertumbuhan dan perkembangan seperti penyerapan air,
fotosintesis, penguapan, dan pernapasan pada tumbuhan dipengaruhi oleh suhu.
c. Cahaya
Cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup.
Tumbuhan sangat membutuhkan cahaya matahari untuk fotosintesis. Namun
keberadaan cahaya ternyata dapat menghambat pertumbuhan tumbuhan karena cahaya
dapat merusak hormon auksin yang terdapat pada ujung batang. Bila kamu
menyimpan kecambah di tempat gelap selama beberapa hari, kecambah itu akan
tumbuh lebih cepat (lebih tinggi) dari seharusnya, namun tampak lemah dan
pucat/kekuning-kuningan karena kekurangan klorofil. Selain tumbuhan, manusia
juga membutuhkan cahaya matahari untuk membantu pembentukan vitamin D.
d. Air dan Kelembapan
Air dan kelembapan merupakan faktor penting untukpertumbuhan dan perkembangan.
Air sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Tanpa air, makhluk hidup tidak dapat
bertahan hidup. Air merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia di
dalam tubuh. Tanpa air, reaksi kimia di dalam sel tidak dapat berlangsung,
sehingga dapat mengakibatkan kematian.
Kelembapan adalah
banyaknya kandungan uap air dalam udara atau tanah. Tanah yang lembab
berpengarauh baik terhadap pertumbuhan tumbuhan. Kondisi yang lembab banyak air
yang dapat diserap oleh tumbuhan dan lebih sedikit penguapan. Kondisi ini
sangat mempengaruhi sekali terhadap pemanjangan sel. Kelembapan juga penting
untuk mempertahankan stabilitas bentuk sel.
e. Tanah
Bagi tumbuhan, tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangannya.
Tumbuhan akan tumbuh dan berkembang dengan optimal bila kondisi tanah tempat
hidupnya sesuai dengan kebutuhan nutrisi dan unsur hara. Kondisi tanah
ditentukan oleh faktor lingkungan lain, misalnya suhu, kandungan mineral, dan
air.
(Munawaroh, 2009).
Kebutuhan pakan hijauan ternak
adalah 3% dari bobot tubuh, sehingga masing-masing kebutuhan pakan hijauan
ternak dapat dihitung dengan rumus 3% x BB. Akan tetapi, hijauan yang diberikan
pada ternak dalam kondisi segar, sehingga kebutuhan pakan hijauan ternak harus
dikonversikan kedalam berat segar dengan cara mengalikan persentase berat
kering hijauan dengan kebutuhan ternak. Persentase berat kering hijauan adalah
15%. Secara matematis persamaannya dapat ditulis sebagai berikut.
BS =
100/15 x BK
Keterangan.
BS : berat segar
BK : Berat
Kering (Kearl.1982)
III. METODE PRAKTIKUM
A. Waktu
dan Tempat
Waktu dan tempat dilaksanakan praktikum pengamatan
dan pemaliharaan kambing ini, yaitu
:
Tanggal : Pemeliharaan, 26 April 2012─6 Mei 2012
Pengamatan,27-29 April 2012
Waktu : 06.30 WIB
Tempat : Kandang Kambing, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung
B. Alat dan Bahan
Adapun alat yang
digunakan pada praktikum kali ini, yaitu: sabit, golok, ember, tali, sapu, timbangan, stopwatch, termohigrometer, termometer rektal, dan stetoskop. Sedangkan bahan yang
digunakan, yaitu: kambing, konsentrat, hijauan, dan air.
A.
Cara Kerja
Cara kerja pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut:
a.
Penimbangan Awal
1. Menimbang bobot tubuh masing-masing
kambing untuk mendapat bobot awal dari kambing tersebut sebelum
dilakukan perlakuan
2. Catat hasilnya.
b.
Pemberian pakan
1. Memberikan
pakan pada kambing sesuai dengan perlakuan. Pada pagi hari (M1: 0,05 kg konsentran, 1jam kemudian 1 kg hijauan. M2: 0,05 kg konsentrat + 1 kg .M3: 0,3 kg hijauan, setelah 15 menit 0,05 konsentrat, 1
jam kemudian 1 kg hijauan)
2. Melakukan langkah diatas pada sore
hari.
3. Menambahkan pakan jika habis.
c.
Pembersihan kandang
Membersihkan kandang setiap pagi dan sore hari.
d. Perhitungan
sisa pakan
1. Menimbang
sisa pakan pada masing-masing kambing setiap pagi dan sore hari dengan
timbangan yang disediakan.
2. Mencatat hasilnya.
e. Pengamatan
·
Menghitung pulsus pada waktu yang telah ditentukan
·
Menghitung frekuensi respirasi
·
Mengukur temperatur rektal kambing menggunakan temperatur
rektal
·
Menghitung frekuensi urinasi dan defekasi
·
Mengukur suhu dan kelembaban kandang menggunakan
termohigrometer
·
Mencatat hasil dari masing-masing pengukuran diatas
f. Penimbangan Akhir
1. Menimbang
bobot akhir setelah perlakuan
2. Menghitung
pertambahan bobot tubuh kambing tersebut
IV. HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
A.
A. A. Pemberian Pakan
Dalam
manajemen pemberian pakan pada ternak, analisa
bahan kering mempunyai peran yang sangat penting karena tidak semua ternak
mampu mengkonsumsi pakan dalam bentuk segar sehingga perlu diketahui kandungan bahan kering dalam bahan
pakan tersebut. Konsumsi
pakan kambing dinyatakan
dalam bahan kering. Kebutuhan pakan hijauan ternak
adalah 3% dari bobot tubuh (Kearl.1982).
Namun,
hijauan yang diberikan pada kambing masih
dalam kondisi segar, sehingga kebutuhan pakan harus dikonversikan ke dalam berat segar
dengan mengalikan persentase berat kering hijauan dengan kebutuhan ternak. Diasumsikan bahwa kadar bahan kering hijauan adalah 15%
sehingga kebutuhan pakan pada masing-masing kambing dapat dihitung dengan
rumus:
Kebutuhan
pakan
Dari rumus diatas dapat dihitung kebutuhan kambing dari
bobot awal untuk pemberian pakan pada periode ini, yaitu:
Tabel 2. Kebutuhan Pakan Kambing
Kandang
|
Bobot Badan (kg)
|
Kebutuhan Pakan (Kg)
|
|
M1U1
|
12.18
|
2.486
|
|
M1U2
|
12.54
|
2.708
|
|
M1U4
|
10.05
|
2.16
|
|
M1U5
|
11.14
|
2.22
|
|
Rata-rata
|
11.4775
|
2.3935
|
|
M2U1
|
8.94
|
1.95
|
|
M2U2
|
13.47
|
2.87
|
|
M2U3
|
10.96
|
2.352
|
|
M2U5
|
8.89
|
1.848
|
|
Rata-rata
|
10.565
|
2.255
|
|
M3U1
|
10.45
|
2.082
|
|
M3U3
|
12.38
|
2.324
|
|
M3U4
|
9.39
|
2.008
|
|
M3U5
|
10.06
|
2.208
|
|
Rata-rata
|
10.57
|
2.1555
|
Pada
kenyataanya konsumsi kambing tidaklah selalu sama dengan perhitungan kebutuhan
pakan.Keragaman konsumsi pakan disebabkan oleh
aspek individu, species dan bangsa ternak, status fisiologis, kebutuhan energi,
kualitas pakan dan kondisi lingkungan. Ternak ruminansia yang normal (tidak
sakit atau sedang bereproduksi) mengkonsumsi pakan dalam jumlah yang terbatas
sesuai dengan kebutuhannya untuk mencukupi hidup pokok, juga bahwa tinggi
rendah konsumsi pakan pada ternak ruminansia sangat dipengaruhi oleh faktor
eksternal yaitu, tempat tinggal, palatabilitas, konsumsi nutrisi, bentuk pakan
dan faktor internal yaitu, selera, status fisiologi, bobot tubuh dan produksi
ternak itu sendiri. Jadi sangat wajar
jika terjadi keragaman jumlah pakan yang dikonsumsi kambing baik per ekor
ataupun per harinya.
Pemberian konsentrat dalam pakan kambing bertujuan
untuk menambah nutrisi pakan kambing dan sebagai perlakuan pengamatan. Konsentrat yang
diberikan telah ditentukan dari panduan praktikum. Banyakya konsentrat
yang diberikan adalah 100 gram per hari, namun bila dirasa
kurang karena konsentrat selalu habis dapat ditambahkan namun selalu diimbangi
dengan pemberian hijauan agar pemberianya seimbang.
Pemberian pakan
telah dijadwalkan yaitu dilakukan dua kali dalam sehari, pagi dan sore hari. Pemberian pakan
dilakukan sesuai dengan perlakuan yaitu untuk kambing M1 konsentrat diberikan
diawa lalu selang sejam kemudian baru diberi hijauan secara penuh. Untuk kambing M2, pemberian hijauan dan
konsentrat secara berbarengan dengan terlebih dahulu dilakukan pencampuran. Sedang untuk kambing
M3, hijauan
sebanyak 300 gram diberikan diawal lalu selang 15 menit diberikan konsentrat
setelah itu sejam kemudian diberikan sisa hijauan yang harus diberikan.
Hijauan dalam bentuk segar langsung
diberikan pada ternak, kemudian ditambah konsentrat dalam
bentuk kering. Hijauan
yang diberikan pada ternak dipotong-potong terlebih dahulu. keuntungan yang
diperoleh dari pemberian makanan kasar bersama makanan penguat adalah
adanya kecenderungan mikroorganisme dalam rumendapat memanfaatkan makanan
penguat terlebih dahulu sebagai sumber energi dan selanjutnya
memanfaatkan makanan kasar yang ada. Dengan demikian, mikroorganisme rumen lebih mudah dan
lebih cepat berkembang populasinya, sehingga akan semakin banyak makanan
yang harus dikonsumsi ternak kambing.
B. B. Konsumsi Pakan
Pakan
yang dikonsumsi oleh masing-masing kambing meliputi hijauan dan konsentrat. Berdasarkan data hasil praktikum didapat rata-rata,yaitu:
Tabel 3. Rata-rata konsumsi pakan
Kambing
|
Konsumsi Pakan (gr)
|
|
Hijauan
|
Konsentrat
|
|
MI
|
2099.75
|
48.875
|
M2
|
1899.625
|
113.75
|
M3
|
2063.625
|
61.25
|
Dari data yang
didapat terliahat bahwa perbandingan konsumsi hijauan dan konsentrat sangatlah
jauh berbeda. Tingkat
konsumsi kambing terhadap konsentrat sangatlah rendah padahal konsentrat adalah
faktor penting dalam
proses penggemukan. Kemungkinan
rendahnya konsumsi konsentrat disebabkan kurang terbiasanya kambing
mengkonsumsi konsentrat.
Konsumsi pakan adalah banyaknya
pakan yang dapat dimakan pada waktu tertentu. Produksi ternak hanya dapat
terjadi apabila konsumsi energi pakan berada diatas kebutuhan hidup pokok. Keragaman konsumsi
pakan dapat disebabkan oleh aspek
individu, species
dan bangsa ternak, status fisiologis, kebutuhan energi, kualitas pakan, dan kondisi lingkungan.
C. C. Keadaan Lingkungan
Keadaan lingkungan sangatlah
mempengaruhi produksi dari ternak. Keadaan lingkungan tersebut meliputi suhu
dan kelembaban yang
dapat menyebabkan perubahan keseimbangan panas dalam tubuh ternak, keseimbangan
air, keseimbangan energi dan keseimbangan tingkah laku ternak. Tinggi rendahnya suhu
dan kelembaban udara sangat dipengaruhi oleh perubahan musim..
Berikut
adalah suhu dan kelembaban pada kandang berdasarkan hasil pengamatan.
Tabel 4. Suhu dan Kelembaban
kandang selama pengamatan
Waktu
|
Hari Pengamatan
|
|||
Hari Ke-1
|
Hari Ke-2
|
|||
Kelembaban
(%)
|
Temperatur
(o C)
|
Kelembaban (%)
|
Temperatur
(o C)
|
|
20.00
|
47
|
27
|
61
|
27
|
24.00
|
57
|
26
|
57
|
26
|
04.00
|
64
|
26
|
64
|
26
|
08.00
|
53
|
29
|
58
|
28
|
12.00
|
41
|
33
|
41
|
34
|
16.00
|
46
|
31
|
48
|
30
|
Dari tabel diatas dapat dilihat
bahwa suhu hari pertama pengamatan berkisar antara 26-27ºC dengan rata-rata
kelembaban 51%. Dan
pada hari kedua pengamatan suhu rata-rata 29 ºC, namun pada hari ini terjadi peningkatan suhu
hingga 34 ºC. Suhu
dan kelembaban sangatlah berpengaruh terhadap keadaan dan konsumsi kambing.
Namun seperti yang telah diuraikan di atas bahwa banyaknya pakan yang
dikonsumsi tidak hanya bergantung pada temperatur dan kelembaban, akan tetapi
kondisi kesehatan ternak dan jenis pakan juga harus diperhatikan.
D. D. Frekuensi Respirasi
Respirasi
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu respon fisiologis akibat berubahan
temperatur lingkungan, temperatur lingkungan, suhu tubuh, ukuran tubuh dan
keadaan bunting.
Tabel 5. Kisaran normal respirasi pada
berbagai ternak.
Hewan
|
Rata-rata respirasi
(kali/menit)
|
Kisaran (kali/menit)
|
Unggas
|
23
|
15-40
|
Kambing
|
19
|
26-54
|
Sapi
|
20
|
24-42
|
Kelinci
|
-
|
37
|
Sumber:
(Smith, 1988)
Pada
umumnya frekuensi pernapasan hewan homeothermis
akan meningkat jika suhu lingkungnnya meningkat (Frandson, 1996). Berikut
adalah perbandingan frekuensi pernafasan dengan suhu lingkungan selama dua hari
pengamatan.
Tabel 6. Frekuensi respirasi per periode
Kandang
|
Hari Ke- 1
|
Hari Ke- 2
|
||||||||||
Waktu
|
Waktu
|
|||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
|
M1
|
46
|
38
|
35
|
42
|
76
|
44
|
37
|
36
|
37
|
35
|
51
|
43
|
M2
|
44
|
38
|
40
|
45
|
71
|
49
|
41
|
41
|
44
|
34
|
62
|
48
|
M3
|
43
|
32
|
36
|
46
|
67
|
40
|
44
|
38
|
41
|
40
|
44
|
38
|
NB: a. 1: 20.00
b. 2: 24.00
c. 3: 04.00
d. 4: 08.00
e. 5: 12.00
f. 6: 16.00
Dari data diatas terlihat bahwa
respirasi pada setiap perlakuan berbeda-beda rata-rata kambing masih
diambang batas normal. Perbedaan frekuensi respirasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu respon
fisiologis akibat perubahan temperatur dan kelembaban lingkungan, serta suhu tubuh. Frekuensi respirasi pada kambing akan meningkat jika suhu lingkungannya meningkat.
E.
Frekuensi Pulsus
Pulsus atau gelombang pulsus
merupakan gelombang yang terjadi akibat naiknya tekanan sistole mulai
dari jantung dan kemudian menjalar sepanjang arteri dan kapiler. Frandson(1996)
menambahkan bahwa faktor yang dapat mempengaruhi nadi antara lain jumlah pakan
dalam saluran pencernaan yang membuat pulsus meningkat karena kontraksi rumen,
umur ternak, jenis kelamin, kondisi ternak, suhu lingkungan, aktivitas otot dan
stres.
Tabel 7. Kisaran pulsus pada berbagai hewan
ternak.
Hewan
|
Rata-rata pulsus (kali/menit)
|
Kisaran (kali/menit)
|
Sapi
|
65
|
60-70
|
Kambing
|
90
|
70-135
|
Kelinci
|
205
|
123-304
|
Ayam
|
225
|
180-450
|
Sumber:
(Smith, 1988)
Data dari sumber pustaka bila
dibandingkan dengan data hasil pengamatan,yaitu:
Tabel 8. Rata-rata Frekuensi Pulsus
Kandang
|
Pulsus
|
|
M1
|
86
|
|
M2
|
87
|
|
M3
|
87
|
Dapat dilihat bahwa masing-masing
kambing perlakuan memiliki frekuensi pulsus yang berbeda. Dalam hal ini
dari ketiga perlakuan diatas masih masuk kedalam kisaran normal, artinya ternak
dalam kondisi yang baik. Kisaran normal frekuensi pulsus kambing yaitu 75-130
kali/menit.
F.
Temperatur Rektal
Temperatur rektal digunakan sebagai
ukuran temperatur suhu tubuh karena pada suhu rektum merupakan suhu yang
optimal. Temperatur rektal pada ternak dipengaruh beberapa faktor yaitu
temperatur lingkungan, aktivitas, pakan, minuman, dan pencernaan. Produksi
panas oleh tubuh secara tidak langsung bergantung pada makanan yang
diperolehnya dan banyaknya persediaan makanan dalam saluran pencernaan. Dari hasil pengamata di peroleh
data,yaitu:
Tabel 9. Rata-rata Suhu Rektal
Kandang
|
Rektal (ºC)
|
|
M1
|
37.6
|
|
M2
|
37.4
|
|
M3
|
37.8
|
Kisaran normal suhu rektal pada kambing
adalah 38,5─40,5oC.
Suhu tubuh kambing tersebut akan meningkat seiring dengan meningkatnya suhu
lingkungan. Jadi, apabila dibandingkan dengan sumber
pustaka suhu tubuh pada kambing perlakuan lebih rendah namun dalam batas wajar.
G.
Frekuensi Defikasi dan Urinasi
Feses
merupakan hasil kerja alat pencernaan yang paling akhir dari degradasi bahan
pakan, selanjutnya proses pembentukan feses pada ruminan normal dimulai dari
masuknya bahan pakan masuk dari mulut sampai keluarnya feses melalui rektum
memerlukan waktu 5 sampai 7 jam (Siregar, 1995). Pakan kasar akan meningkatkan
jumlah feses menjadi lebih sedikit (Santosa, 2004).
Urinasi adalah
pembuangan produk sisa pencernaan berupa cairan yang jumlahnya tergantung pada jumlah air yang
masuk ke dalam tubuh ternak. Air tersebut berasal dari hijauan yang dikonsumsi ternak. Frekuensi defikasi dan urinasi
dipengaruhi oleh suhu lingkungan,pakan,dan keadaan ternak. Dan dari hasil pengamatan frekuensi
defekasi dan urinasi pada kambing perlakuan
masihlah dalam ambang wajar.
H.
Frekuensi Remastikasi
Remastikasi
merupakan salah satu ciri yang khas pada ternak ruminansia yaitu dengan
mengunyah kembali makanan yang telah masuk lambung (rumen) agar lebih lumat
dapat dengan mudah dicerna. Ruminansia biasanya melakukan
remastikasi setelah 2-5 jam setelah makan dan pada malam hari pada saat sedang
berbaring (Williamson dan Payne, 1993). Dari data hasil pengamatan terlihat
bahwa masing-masing kambing memiliki frekuensi dan lama remastikasi yang beragam
hal ini disebabkan oleh, banyak sedikitnya jumlah pakan yang
dikonsumsi ternak. Semakin banyak jumlah pakan yang dikonsumsi, maka akan
semakin lama pula ternak tersebut melakukan remastikasi.
I.
Frekuensi Berbaring
Lama
dan frekuensi tiduran ternak sangat bervariasi.
Pada malam hari kambing lebih banyak menghabiskan waktu untuk berbaring
dibandingkan dengan siang hari. Pada malam hari kambing bisa tiduran sampai
dengan 4 jam atau lebih, sedangkan pada siang hari hanya berkisar antara 10-30
menit. Frekuensi
berbaring juga dipengaruhi oleh suhu dan keadaan lingkungan sekitar. Apabila suhu dan keadaan
lingkungan tidak nyaman maka frekuensi berbaring akan berkurang atau menurun.
J.
Pertambahan Bobot Tubuh
Pertambahan bobot tubuh ternak
adalah peningkatan berat hidup ternak sampai mencapai berat tertentu. Pertambahan bobot tubuh
dihitung dengan cara mengurangkan bobot tubuh setelah pemeliharaan selama sepuluh hari
dengan bobot tubuh sebelum
pemeliharaan. Pertambahan bobot tubuh masing-masing kambing setelah
pemeliharaan adalah sebagai berikut :
Tabel 10. Pertambahan Bobot Tubuh
Kandang
|
Bobot Awal
(kg)
|
Bobot Akhir (kg)
|
PBT (kg)
|
M1U1
|
12.18
|
12.43
|
0.25
|
M1U2
|
12.54
|
13.54
|
1
|
M1U4
|
10.05
|
10.8
|
0.75
|
M1U5
|
11.14
|
11.1
|
-0.04
|
Rata-rata
|
11.4775
|
11.9675
|
0.49
|
M2U1
|
8.94
|
9.75
|
0.81
|
M2U2
|
13.47
|
14.35
|
0.88
|
M2U3
|
10.96
|
11.76
|
0.8
|
M2U5
|
8.89
|
9.24
|
0.35
|
Rata-rata
|
10.565
|
11.275
|
0.71
|
M3U1
|
10.45
|
10.41
|
-0.04
|
M3U3
|
12.38
|
11.62
|
-0.76
|
M3U4
|
9.39
|
10.04
|
0.65
|
M3U5
|
10.06
|
11.04
|
0.98
|
Rata-rata
|
10.57
|
10.7775
|
0.2075
|
Dari tabel pertambahan bobot
tubuh diatas terlihat bahwa rata-rata bobot tubuh pada kambing setiap perlakuan
mengalami kenaikan. Namun
bila dilihat per individu terdapat kambing yang mengalami penurunan yaitu pada
kambing M1U5, M3U1, dan M3U3 hal ini
mungkin karena tingkat
konsumsi dan kencernaan yang
lebih rendah dari kambing perlakuan yang lain.
V.
KESIMPULAN
Dari praktikum mata kuliah produksi ternak daging tentang
pengamatan dan pemeliharaan kambing dapat diambil beberapa kesimpulan,yaitu:
1.
Bobot badan ternak
tidak selalu berbanding lurus dengan kebutuhan pakan dan tingkat konsumsi pakannya.
2.
Semakin banyak jumlah pakan yang dikonsumsi, maka akan
semakin lama pula ternak tersebut melakukan remastikasi.
3.
Semakin tinggi bobot
hidup ternak maka kebutuhan
pakan akan semakin tinggi pula.
4.
Keadaan lingkungan seperti suhu,kelembaban,dan ketenangan
sangat berpengaruh terhadap keadaan dan produksifitas kambing.
5.
Konsumsi konsentrat kambing masih sangat rendah dibanding
dengan konsumsi hijauan.
6.
Terjadi keragaman
jumlah pakan yang dikonsumsi kambing baik per ekor ataupun per harinya.
1. Blakely, J dan Bade, DH. 1994. Ilmu Peternakan Edisi ke 4. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta. (Diterjemahkan oleh
Bambang Srigandono).
2. Frandson. R.D. 1996. Anatomi
dan Fisiologi Ternak. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
3. Kearl, L.C., 1982. Nutrient
Requirements of Ruminant in Developing Countries. International
Feedstuff. Institute Utah Agricultural Experiment Station. Utah State University: Logan Utah.
4. Santosa, Bambang Agus. 2004. Buku Petunjuk Praktikum Produksi
Ternak Perah. Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro: Semarang.
5. Siregar, M.S., 1994. Ransum
Ternak Ruminansia. Penebar Swadaya: Jakarta.
6. --------. 1995. Jenis Tehnik
Pemeliharaan dan Analisis Usaha Sapi Perah. Swadaya: Jakarta.
7. Williamson, G. dan Payne, W. J. A. 1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
0 komentar:
Posting Komentar